Monday, March 19, 2007

Misteri Telephone Terakhir


Pukul 09.30 pagi itu, aku membantu ibu membersihkan rumah. Terdengar suara telepon berdering. Kring…..kring……Aku pun mengangkat telepon.
“Halo Assalamu’alaikum, bisa bicara dengan Dina.” Kata si penelpon itu.
“Waalaikumsalam, ini saya sendiri.” jawabku.
“Din, ini aku, Vida. Nanti pukul 10.00, aku akan berangkat ke balikpapan dengan naik pesawat.”kata Vida berbicara dengan semangatnya.
“Oh Vida, bagaimana kabarmu? Ada apa kamu ke balikpapan? Tanyaku penasaran.
“Kabarku baik-baik saja, aku akan pergi ke rumah nenek.”jawabnya dengan singkat.
“Kamu sekarang ada dimana?” Tanyaku.
“Sekarang aku ada di bandara.” Jawabnya.
“Ya sudah aku akhiri dulu, assalamu’alaikum.”salamnya.
“Waalaikumsalam.”jawabku.
aku pun melanjutkan membantu ibu.
“Siapa tadi yang telepon, Dina?”Tanya ibu.
“Tadi Vida telepon, bu.”jawabku dengan semangat. Setelah selesai membantu ibu, aku mengerjakan tugas rumah. Suara jam kukuk mengagetkanku yang tengah asik mengerjakan tugas rumah. Ku pandang jam kukuk yang mengeluarkan suara kukuk……kukuk yang menunjukan pukul 10.00 tepat. Ah … Vida sudah berangkat ke balikpapan. Bisiku dengan lirih.
Deru suara pesawat yang lebih mengagetkanku dengan suara gemuruh. Tentu saja suara pesawat terdengar dari sini, karena lokasi bandara dekat dengan rumahku. Terlihat sebuah pesawat yang melintas di angkasa raya. Ya pasti itu pesawat yang ditumpangi Vida Semoga dalam perjalanan ia dilindungi Allah. Batinku yang sedih ditinggal sahabat.
Aku melanjutkan tugas rumah yang diberikan oleh guruku yang belum selesai. Aku mengerjakan soal-soal dengan mudah tanpa kesulitan apapun.
Tak terasa hari semakin siang, jam pun menandakan pukul 11.50 dan adzan dikumandangkan. Aku mengambil air wudhu dan sholat. Setelah sholatku selesai, terdengar suara telepon lagi.alangkah banyaknya telepon hari ini, pikirku. Aku pun mengangkatnya dengan perlahan.
“Assalamu’alaikum, bisa bicara dengan Dina.”Kata orang itu.
“Ya, saya sendiri, ini Vida kan?!” tebakku dengan suara riang.
“Ya ini aku Vida, aku sudah sampai, tempatnya sungguh indah, asri dan menyenangkan, rasanya seperti di surga.” Katanya dengan berkata riang.
“Apa Balikpapan seindah Bali?” kataku yang suka banyak tanya.
“Lebih indah dari pulau Bali.”katanya dengan nada mengejek.
“Pastinya kamu sangat senang di sana?”tanyaku lagi.
“Ya iya lah, wah percakapan kita sangat lama yach. Pastinya kamu sudah puas berbicara denganku. Ini adalah percakapan kita yang terkhir dan mungkin kita tidak akan bertemu lagi, Din sudah dulu yach, assalamu’alaikum,” kata Vida yang berkata panjang lebar.
“waalaikumsalam” jawabku dengan puas.
Setelah itu, aku melihat televisi, aku sangat terkejut melihat berita yang menyiarkan adanya kecelakaan pesawat. Pesawat itu terbang pukul 10.00 yang bernomor D801. berita itu juga memperlihatkan korban-korban yang telah meninggal. Ketika aku melihat daftar nama korban, terpampang nama Muvida Anggraini di layar kaca. “Itu kan nama vida,”batinku. Tak terasa air mata menetes dipipiku. Pesawat jatuh pukul 11.00, seluruh awak pesawat tidak ada yang selamat dari kecelakaan pesawat yang naas itu. Aku tertegun sesaat. Timbul pertanyaan-pertanyaan di benakku. Apakah ini memang pesawat yang ditumpangi Vida?Bagaimana kalau bukan pesawat yang ditumpangi Vida?
Haaaahh……kalau pesawat jatuh pukul 11.00, tadi siapa yang menelponku pukul 11.50????Aku terkejut bukan main. Kabar terakhir yang sangat misterius, batinku. Sesaat aku merasa merinding dan bergidik ketakutan. Apakah itu arwahnya???!!!

2 comments:

abdul ghofur said...

nah yang model gini nihh aku seneng... jangan lupa cantumin pengarangnya siapa... takutnya dikopi orang dan gak bisa klaim kalo itu punyamu...

oke segitu dulu aja... Selamat berkarya

abdul ghofur said...

eh iya... kalo mo contoh blog cerpen untuk tukang blog yang pemula... ini contohnya.... http://niekehebad.blogspot.com/